Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi Kemenristekdikti bekerja sama dengan LLDIKTI Wilayah X sosialisasikan Permenristekdikti Nomor 24 Tahun 2019 tentang Manajemen Inovasi Perguruan Tinggi bagi pimpinan perguruan tinggi di lingkungan LLDIKTI Wilayah X, Kamis (25/4).

Kepala LLDIKTI Wilayah X Prof. Dr. Herri, MBA dalam sambutannya mengatakan jumlah inovasi dan produk-produk perguruan tinggi yang HAKI dan dipatenkan masih sangat sedikit. Ini menjadi persoalan tersen"> Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi Kemenristekdikti bekerja sama dengan LLDIKTI Wilayah X sosialisasikan Permenristekdikti Nomor 24 Tahun 2019 tentang Manajemen Inovasi Perguruan Tinggi bagi pimpinan perguruan tinggi di lingkungan LLDIKTI Wilayah X, Kamis (25/4).

Kepala LLDIKTI Wilayah X Prof. Dr. Herri, MBA dalam sambutannya mengatakan jumlah inovasi dan produk-produk perguruan tinggi yang HAKI dan dipatenkan masih sangat sedikit. Ini menjadi persoalan tersen" />

Manajemen Inovasi Perguruan Tinggi

<p><span initial;">Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi Kemenristekdikti bekerja sama dengan LLDIKTI Wilayah X sosialisasikan Permenristekdikti Nomor 24 Tahun 2019 tentang Manajemen Inovasi Perguruan Tinggi bagi pimpinan perguruan tinggi di lingkungan LLDIKTI Wilayah X, Kamis (25/4).</span></p><p>Kepala LLDIKTI Wilayah X Prof. Dr. Herri, MBA dalam sambutannya mengatakan jumlah inovasi dan produk-produk perguruan tinggi yang HAKI dan dipatenkan masih sangat sedikit. Ini menjadi persoalan tersen

Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi Kemenristekdikti bekerja sama dengan LLDIKTI Wilayah X sosialisasikan Permenristekdikti Nomor 24 Tahun 2019 tentang Manajemen Inovasi Perguruan Tinggi bagi pimpinan perguruan tinggi di lingkungan LLDIKTI Wilayah X, Kamis (25/4).

Kepala LLDIKTI Wilayah X Prof. Dr. Herri, MBA dalam sambutannya mengatakan jumlah inovasi dan produk-produk perguruan tinggi yang HAKI dan dipatenkan masih sangat sedikit. Ini menjadi persoalan tersendiri dan merupakan suatu tantangan bagi perguruan tinggi.

Tidak hanya itu, menurut Prof. Herri pengelolaan riset serta produk inovasi tersebut penting untuk dilakukan. Di Kemenristekdikti, sudah ada lembaga khusus dan didukung dana yang sudah dialokasikan untuk pengembangan inovasi. Jangan sampai hasil riset dan produk inovasi tersebut tidak menjadi solusi permasalahan di masyarakat.

Lebih lanjut Prof. Herri menjelaskan bahwa perguruan tinggi harus merubah paradigma riset. Produk dan jasa yang dihasilkan hendaknya sudah berpikir tentang inovasi produk dan jasa yang ditujukan pada peningkatan daya saing dan mensejahterakan masyarakat.

“Hasil riset dan produk inovasi sudah sejak awal dirancang untuk menghasilkan output yang menjadi solusi permasalahan sehingga mampu mensejahterakan masyarakat,” kata Kepala LLDIKTI Wilayah X.

“Kita melihat pemanfaatan produk inovasi sejauh ini masih didominasi dari luar negeri. Untuk itu, LLDIKTI Wilayah X berharap agar perguruan tinggi sejak awal sudah merencanakan riset dengan baik sehingga orientasi riset perguruan tinggi diharapkan melahirkan inovasi-inovasi yang bermanfaat dalam kehidupan masyarakat,” ucap Prof. Herri.

Sementara itu, Kasubdit Pengembangan Sistem dan Jaringan Inovasi Ditjen Penguatan Inovasi Kemenristekdikti Dr. Wihatmoko Waskitoaji mengatakan sumber daya yang ada di perguruan tinggi memiliki potensi besar dalam menghasilkan riset dan inovasi.

Penelitian di perguruan tinggi itu diarahkan agar riset-riset yang dilakukan hasilnya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan daya saing bangsa. Peningkatan manfaat dari inovasi tersebut juga harus menyentuh bidang ekonomi dan sosial.

“Manfaatnya akan terasa apabila hasil riset itu dikomersialkan. Dampaknya, ada perekrutan tenaga kerja baru dan subsitusi impor inovasi dari luar negeri. Oleh karena itu, manajemen inovasi dan tenaga kerja terampil di perguruan tinggi merupakan asset penting dalam upaya meningkatkan daya saing,” ucap Wihatmoko.

Menurut Wihatmoko produk inovasi yang dimaksud adalah suatu temuan yang dimanfaatkan baik secara ekonomi maupun sosial budaya. Jadi, kalau dosen meiliki hasil riset dan memiliki pengaruh ekonomi dan sosial budaya itulah yang disebut produk inovasi.

“Masalah-masalah yang ada dalam kehidupan masyarakat bisa diselesaikan lewat temuan berupa produk yang inovatif. Untuk itu, manajemen inovasi di perguruan tinggi perlu dilakukan dengan baik sehingga sejak awal sebuah riset sudah direncanakan pemanfaatannya dalam meningkatkan daya saing dan kesejahteraan masyarakat” kata Wihatmoko. (Subbag TUBMN)

SHARE :
LINK TERKAIT